
Dari Riset ke Industri: Inovasi Kenari Halal Wujud Kolaborasi Akademik–Industri / Foto: Istimewa
Bogor, tvrijakartanews - Riset terapan berbasis industri terus dikembangkan oleh kalangan perguruan tinggi di Indonesia melalui kolaborasi dengan mitra dunia usaha. Upaya ini menjadi wujud penerapan konsep hilirisasi riset, di mana hasil penelitian akademik tidak berhenti di laboratorium, tetapi diarahkan untuk menghasilkan produk inovatif yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat sosial.
Salah satu bentuk nyata dari sinergi tersebut terlihat dalam program penelitian yang berfokus pada pengembangan teknologi pengolahan minyak kenari berbasis ekstraksi modern. Riset ini tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan rendemen dan kualitas produk, tetapi juga memastikan jaminan kehalalan sebagai standar penting dalam industri pangan dan kosmetik.
Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri ini diharapkan menjadi contoh praktik baik dalam membangun ekosistem riset berkelanjutan di Indonesia. Selain memperkuat kapasitas inovasi nasional, kegiatan ini juga berpotensi mendukung ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pemanfaatan sumber daya alam lokal secara bertanggung jawab.
Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor terus memperkuat riset terapan berbasis industri dengan menjalin kerja sama strategis bersama PT Sinar Hijau Ventures (SHV).
Kedua pihak menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam pelaksanaan Program Hibah Hilirisasi Ajakan Industri yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Kolaborasi ini berfokus pada penelitian berjudul “Optimalisasi Teknologi Pengolahan Minyak Kenari Berbasis Ekstraksi Modern dan Jaminan Halal untuk Peningkatan Rendemen dan Kualitas Produk.”
Melalui program ini, UIKA dan SHV berupaya menghadirkan inovasi pengolahan minyak kenari (Canarium indicum) yang bernilai tambah tinggi dan memperkuat posisi kenari sebagai komoditas unggulan halal Indonesia di sektor pangan dan kosmetik.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Inovasi, dan Pengembangan UIKA Bogor, Dr. Budi Susetyo, Ir., M.Sc., menyambut baik kolaborasi ini sebagai bentuk nyata sinergi perguruan tinggi dengan industri.
“Kami ingin universitas ini tidak berada di dalam tempurung. Karena itu, kami terus mendorong kemitraan luas, termasuk dengan industri, melalui pendekatan Pentahelix Partnership,” ujarnya, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Ia menambahkan, kerja sama ini diharapkan memberi manfaat nyata bagi kedua pihak.
“Kalau sudah ditandatangani PKS ini, kami berharap terealisasi. Kami ingin hasilnya dapat mendorong produk menuju HAKI, dan hal itu tak mungkin terwujud tanpa kemitraan,” tambahnya.
Ketua Tim Peneliti UIKA, Dr. Trisiladi Supriyanto, M.Si., menjelaskan bahwa riset ini merupakan bagian dari program hibah hilirisasi industri yang melibatkan mitra sejak awal proses penelitian.
“PT SHV memberikan spesifikasi produk yang diinginkan. Ini sangat strategis karena produknya berorientasi pada Healthy and Halal Foods,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Sinar Hijau Ventures, Dessi Yuliana, menegaskan komitmen SHV dalam memperluas akses pasar bagi masyarakat pengelola hutan di kawasan Timur Indonesia.
“Kami fokus memberikan akses pasar kepada komunitas hutan dengan membangun hub-hub kecil di sekitar kawasan hutan. Harapannya, fasilitas ini dapat membantu masyarakat yang selama ini belum memiliki akses pasar,” ujarnya.
Kerja sama ini menjadi langkah nyata sinergi akademik–industri dalam memperkuat inovasi berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan. Selain menghasilkan produk halal dan ramah lingkungan, kolaborasi ini juga menjadi fondasi penting dalam membangun ekonomi hijau serta pemberdayaan masyarakat hutan.
Dengan kerja sama ini, UIKA Bogor menegaskan komitmennya menjadi universitas riset Islam berdaya saing global yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan menuju visi UIKA 2040.